Pertarungan Hati Seorang Mahasiswa
Published April 2, 2013 by komunitaspenulispemulapalembang in kuliah
Sore ini (01/04/2013) selepas kerja, saya langsung pulang ke rumah tanpa kuliah terlebih dahulu. Orang tua saya pun heran ketika mendapati kondisi ternyata saya tidak pergi ke kampus. Berdasarkan jadwal, saya malam ini kuliah dari jam setengah tujuh sampai jam sepuluh malam.
Sudah hampir tiga minggu ini saya tidak konsentrasi kuliah. Padahal, semester ganjil yang lalu saya sangat bersemangat dan hasilnya cukup baik. Indeks Prestasi saya lebih besar dari sebelumnya.
Biasanya, seorang mahasiswa pada semester baru, tinggal memilih mata kuliah yang diinginkan dan menyesuaikan waktunya dengan waktu dari mata kuliah yang lainnya. Jadi, ketika jadwal mata kuliah yang dimiliki oleh seorang mahasiswa tabrakan dengan jadwal mata kuliah yang lainnya, maka hanya mahasiswa tersebut yang harus disalahkan karena lalai dalam menentukan jadwal perkuliahan dirinya.
Namun pada semester genap tahun ajaran 2012/2013 ini, terdapat perubahan jadwal yang membuat mahasiswa dan sebagian dosen menjadi bingung. Biasanya satu mata kuliah telah memiliki kelas-kelas yang telah dibuka beserta jadwalnya. Kini satu mata kuliah hanya dibuka satu kelas dan telah ditentukan jadwalnya. Tentunya, keputusan ini membuat sebagian mahasiswa terkejut karena jadwal kuliah mereka banyak yang tabrakan.
Satu hari sesudah sistem dibuka, saya pun melakukan pemilihan mata kuliah yang belum saya ambil. Alasannya sih sederhana, agar saya bisa mendapatkan kelas agar tidak tabrakan mata kuliahnya dan tidak tabrakan dengan rutinitas kerja saya sehari-hari. Saya terkejut ketika mendapati satu mata kuliah hanya ada satu kelas beserta waktunya sehingga mau tidak mau mata kuliah lainnya yang diambil akan tabrakan waktunya. Pada saat itu, saya pun memutuskan untuk mengambil mata kuliah tersebut walaupun resikonya jadwal tabrakan dan membiarkan hingga perkuliahan hampir ditutup dengan sesekali melihat sistem penjadwalan tersebut, kalau saja kemungkinan ada jadwal yang bisa diubah.
Namun ternyata, hingga batas akhir pemilihan mata kuliah, jadwal saya yang tabrakan, tidak bisa diperbaiki. Bongkar pasang jadwal mata kuliah, masih tetap membuat jadwal kuliah saya tabrakan. Menariknya, mahasiswa yang berada di semester enam dan delapan, merasakan hal yang sama. Seandainya jadwal kuliah yang sudah tetap, diberikan kepada pihak foto copy, tentu saja peluang jadwal mahasiswa tabrakan menjadi sangat kecil. Mahasiswa bisa menyesuaikan jadwal perkuliahan yang akan diikutinya sesuai dengan jadwal yang biasanya bisa dibeli di tempat foto copy.
Kini perkuliahan telah dijalani. Usaha negoisasi dengan dosen pengasuh mata kuliah sudah dilakukan. Ada yang memahami dan ada yang memberikan toleransi dan ada yang tetap pada pendirian mereka sendiri. Sebagai mahasiswa, setelah proses negoisasi dilakukan namun tetap menemui jalan buntu, maka kita sebagai mahasiswa harus menerima kondisi yang ada. Walau memang, tidak menutup kemungkinan akan membuat sebagian diantara kita menjadi malas mengikuti perkuliahan. Disini berlaku hukum sebab akibat.
Banyak teman yang sudah mulai menyiapkan dana untuk semester pendek. Mereka beranggapan bahwa semester pendek telah menanti mereka dikarenakan ada mata kuliah yang terpaksa tidak mereka ikuti dikarenakan tabrakan ataupun tidak bisa diikuti karena mata kuliah tersebut pagi hari dan tabrakan dengan rutinitas kerja mereka. Saya sama dengan mereka. Saat ini, fikiran saya bertambah satu cabang lagi yatu mencari dana untuk persiapan semester pendek karena ada jadwal mata kuliah yang tabrakan dan juga satu mata kuliah yang tidak bisa diikuti karena tabrakan dengan rutinitas pekerjaan saya dimana tentunya rutinitas pekerjaan tidak bisa ditinggalkan. Dari bekerja inilah saya bisa membiayai kuliah saya ini.
Saya berharap ada pemakluman dari dosen pengasuh mata kuliah yang kebetulan banyak mahasiswanya tidak mengikuti perkuliahan dikarenakan jadwal yang tabrakan. Situasi pada semester ini tidak mutlak menjadi kesalahan mahasiswa karena ada juga mahasiswa yang memasukan jadwal pertama kali, contohnya adalah saya. Alangkah baiknya kalau bapak atau ibu dosen pengasuh mata kuliah, memberikan nilai akhir C kepada mahasiswa yang tidak masuk, tidak mengikuti mid, ataupun semesteran. Saya yakin bahwa tidak ada mahasiswa yang tidak mau mengikuti ujian tersebut. Namun dikarenakan situasi yang membuat demikian, maka dengan berat hati mereka pun mengambil keputusan untuk tidak mengikuti quis, mid, ataupun semesteran.
Sangat banyak mahasiswa yang mempunyai keinginan yang baik dan telah direncanakan sebelumnya. Namun bukan tidak mungkin rencana tersebut mengalami perubahan yang sangat berarti akibat jadwal yang didapatkanya pada semester ini tabrakan dan pada akhirnya berujung dengan potensi didapatkannya nilai D atau E jika dosen pengasuh mata kuliah tidak memaklumi situasi semester genap ini. Tentunya kekecewaan mahasiswa tersebut akan berlanjut. Keinginan yang telah mereka rencanakan dan perhitungkan, tidak bisa menjadi kenyataan.
Ada sebuah pesan dari orang bijak yang selalu saya usahakan untuk dijalankan dan mungkin bisa menjadi alasan bagi bapak atau ibu dosen pengasuh mata kuliah untuk memahami kondisi mahasiswa pada semester ini. Pesan tersebut berbunyi, "Apabila kita membantu orang lain untuk mewujudkan keinginan orang lain, maka yakinlah bahwa Allah SWT akan memudahkan segala urusan kita dalam niat untuk mewujudkan keinginan yang kita miliki."
Subscribe to:
Post Comments (Atom)
0 comments:
Post a Comment